Pada pembahasan kali ini saya akan mengulas Sembilan keajaiban alam
Banten (Pesona Tanah Jawara) yang sesungguhnya banten memiliki keindahan yang
tidak kalah dengan daerah daerah wisata lainnya. Sehubungan dengan keajaiban
tersebut kami mencoba memaparkan kepada pembaca, agar setidaknnya
informasi tentang keindahan alam banten, Pesona Tanah Jawara dapat secara
langsung anda rasakan dan nikmati diwaktu liburan Kerja, Kuliah, dan diwaktu
anda sudah jenuh dengan aktivitas sehari-hari.
Sembilan keajaiban di Tanah Jawara tersebut adalah objek objek yang telah diakui oleh wisatawan Domestik maupun Manca Negara.
wisata Banten yang lumayan mendunia sebenarnya memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan tempat tempat wisata lainnya
hampir Ribuan turis manca Negara mengunjungi tempat wisata Banten Pada musim Liburan dan pada akhir pekan.
Sembilan keajaiban di Tanah Jawara tersebut adalah objek objek yang telah diakui oleh wisatawan Domestik maupun Manca Negara.
wisata Banten yang lumayan mendunia sebenarnya memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan tempat tempat wisata lainnya
hampir Ribuan turis manca Negara mengunjungi tempat wisata Banten Pada musim Liburan dan pada akhir pekan.
bertanya-dijawab.blogspot.com
Wisata Banten
Pesona Tanah
Jawara
Mercusuar Anyer
Pembaca sekalian pastinya tahu tentang JL Anyer Panarukan. Saat masih duduk di bangku sekolah, mulai SD, SMP hingga SMA, kita pastinya telah dijejali informasi tentang jalan ini. Jalan yang juga terkenal dengan nama JL Raya Pos ini merupakan Jalan Raya pertama di Pulau Jawa yang menghubungkan Anyer (Ujung barat Pulau Jawa) di Prop Banten dengan Panarukan (Ujung Timur Pulau Jawa) di Prop Jawa Timur sepanjang kurang lebih 1000 km.
Tapi tahukah anda darimana Jalan
Anyer-Panarukan bermula? Titik nol jalan raya tersebut ternyata berada di
Kampung Bojong, Desa Cikoneng Anyer. Tepat di titik Nol tersebut, berdiri
dengan tegak sebuah mercusuar setinggi 75.5 meter.
Pada prasasti yang terpampang di atas
pintu utama mercusuar tertulis kalimat dengan bahasa belanda sbb:
“onder de regeering van ZM Willem III
koning der nederlande. enz. enz. enz. opgericht voor vast light 21 grootte, ter
vervanging van den steenen lighttoren in 1883 bm de ramp van krakatau vernield.
1885”
Dengan bantuan mbah google translate,
kalimat diatas menjelaskan bahwa mercusuar yang didirikan tahun 1885 tersebut,
adalah hadiah dari Raja Belanda Z.M. Willem III, untuk menggantikan mercusuar
lama yang hancur akibat letusan dari Gunung Krakatau tahun 1883.
Dari keterangan penjaga mercusuar,
mercusuar lama yang hancur oleh amukan gunung krakatau itu didirikan tahun
1806. Bekas reruntuhannya terletak kurang lebih 30 meter dari menara yang baru.
Selain sebagai penanda titik nol,
mercusuar ini juga berfungsi sebagai pemandu navigasi kapal laut yang berlayar
di sekitar pantai barat jawa yang penuh dengan karang yang berbahaya. Jangkauan
cahaya dari mercusuar ini hingga mencapai 20 mil.
Mercusuar ini bisa menjadi alternatif
wisata jika datang di kawasan Anyer – Carita yang identik dengan wisata pantai.
Dari lokasi ini, jika kita memandang
lepas ke laut lepas di bagian barat, akan tampak 3 buah gunung dengan awan
tipis menyelimuti puncaknya. Entahlah, dari 3 gunung tersebut, yang mana yang
merupakan gunung anak krakatau yang termahsyur itu. Tapi yang pasti pemandangan
yang sangat indah.
Ya semoga, Kalian tergugah Untuk Mengunjungi Tempat
wisata ini.
Untuk info lebih Lanjut bisa hubungi kami.
Pantai Karang Bolong
Masih di daerah Anyer, tempat
wisata Karang Bolong dapat menjadi tempat jika Anda ingin
berwisata di pantai. Di sini terdapat area pantai yang cukup luas dan landai,
tidak seperti lokasi pantai lainnya di area Anyer. Banyak wisatawan senang
bermain pasir pantai dan berenang di Karang Bolong karena ada sebagian
pantainya yang tidak berkarang sehingga Anda dapat bermain dengan lebih
leluasa.
Letaknya ada di sebelah kanan jalan jika Anda
menyusuri Jalan Raya Anyer menuju Carita dari Jakarta.
Merupakan salah satu tempat wisata yang terjangkau dan unik.
Melewati
loket pembayaran, banyak penjual yang menjual aneka dagangan. Mulai dari
pakaian, mainan anak, makanan khas daerah, umang (binatang seperti keong yang
biasa ada di pantai), penjual aneka pajangan dari kerang, sampai berbagai
aksesories seperti kalung, gelang, pita dan kacamata.
Karang
Besar yang Unik
Selanjutnya, Anda akan disuguhi pemandangan
yang unik, yaitu sebuah tebing batu yang besar atau karang besar yang bagian
bawahnya berlubang seolah membentuk pintu gerbang masuk menuju pantai. Itulah
sebabnya mengapa pantai ini dinamakan Karang Bolong karena
karang yang berlubang (bolong).
Banyak
pengunjung yang menyempatkan diri untuk berfoto di di lubang karang ini karena
latar belakang pemandangan yang indah. Dengan latar belakang pantai dan juga
terdapat karang di dekat pantai membuat rasanya sayang jika tidak berfoto
disini. Di sisi kiri lubang karang ini akar pohon yang besar sampai timbul di
permukaan. Suatu pemandangan yang unik yang juga layak untuk diabadikan dalam
foto.
Bagi Anda yang ingin berolahraga atau ingin
menikmati pantai dengan cara yang berbeda di Karang Bolong, Anda
bisa menaiki tangga menuju bagian atas karang yang berlubang ini. Pengelola menyediakan
tangga untuk menuju ke atas. Jalanan yang sedikit sempit, berkelok, dan
menanjak akan sedikit terobati dengan rimbunnya pepohonan di atas karang ini.
Di tengah-tengah perjalanan terdapat batang dari tanaman yang cukup besar
menggantung di atas Anda membuat seolah sedang berada di rumah pohon.
Mendekati
akhir perjalanan, Anda akan sedikit menuruni anak tangga. Disini terdapat
tempat yang cukup lapang untuk menikmati pemandangan pantai dari atas karang.
Memandang di bagian kiri dimana terlihat banyak karang di sepanjang pesisir
pantai sebelah kiri atau memandang bagian kanan yang merupakan pantai dengan
lebih sedikit karang sehingga banyak pengunjung yang senang bermain di pantai
ini. Anda juga dapat melihat Gunung Anak Krakatau dari kejauhan sambil mendengar
suara deburan ombak yang menghantam karang ini.
Pantai
Karang Bolong
Selesai menjelajahi Karang Bolong ini, Anda
dapat kembali untuk menikmati pantai yang ada di sisi kanan karang ini. Anda
dapat duduk-duduk di pinggir pantai beralas tikar menikmati angin pantai yang
bertiup sepoi-sepoi. Atau duduk sambil menikmati kelapa muda dan menikmati
semangkuk bakso hangat serta melihat bagaimana serunya para pengunjung lain
yang bermain di pantai.
Anda
dapat juga bermain air, bermain pasir atau berenang di pantai dengan menyewa
ban sebagai pelampung. Pantai di kawasan ini landai dan Anda bisa berenang di
pantai tersebut. Hanya saja jangan berenang terlalu jauh dan tetap
memperhatikan keselamatan.
Jika
suka, Anda dapat membiarkan bagian tubuh Anda di tato. Banyak pembuat tato
sementara yang menawarkan motif-motif menarik untuk digambar. Tato akan hilang
selama kurang lebih 2 minggu.
Cukup banyak penjual makanan dan minuman
dengan harga yang tidak terlalu mahal sehingga Anda tidak akan kelaparan atau
kehausan. Jika tidak nyaman dengan baju atau celana yang basah sehabis bermainbanana
boat, cukup banyak pula penjual pakaian dengan nuansa pantai yang dapat
juga dijadikan oleh-oleh.
Menikmati pantai di pesisir kawasan Anyer sambil
menikmati uniknya Karang Bolong dapat menjadi pengalaman yang
asyik untuk diceritakan dengan teman Anda.
Pantai
Ciputih ( Perawan )
Merupakan kawasan wisata pantai yang
asri dan dengan suasana yang sangat sejuk, salah satu kawasan Wisata di
Kabupaten Pandeglang yang terletak di Ujung Barat Pulau Jawa ini banyak
terdapat Pantai berpasir putih seperti Pantai Legon, Pantai Sumur, Pantai MuaraBaru
Tanjungan, Pantai Dadap Langun, Pantai Ciputih masih sangat alami, bersih, luas
dan terdapat vila disana. Anda ingin berwisata dengan suasana ketenangan,
Pantai Ciputih sangat cocok untuk dikunjungi. Untuk mengihilangkan kejenuhan
rutinitas kerja, kuliah, serta kepenatan kehidupan kota.?
Tempat yang masih sangat alami mampu menghilangkan sejenak dan membuat anda refresh kembali, dan dijamin anda siap untuk beraktifitas kembali seperti biasa, pantai ini termasuk seven wonder of Banten menurut Mendikbud.
Wisatawan Manca Negara yang pernah berkunjung kesana, berkata bahwa “This is Hidden Paradise”.
Jika Kalian Berminat, Kami Siap! So, Tunggu apalagi, liburan murah ketempat yang Indah.
Pantai Marbella
Tempat yang masih sangat alami mampu menghilangkan sejenak dan membuat anda refresh kembali, dan dijamin anda siap untuk beraktifitas kembali seperti biasa, pantai ini termasuk seven wonder of Banten menurut Mendikbud.
Wisatawan Manca Negara yang pernah berkunjung kesana, berkata bahwa “This is Hidden Paradise”.
Jika Kalian Berminat, Kami Siap! So, Tunggu apalagi, liburan murah ketempat yang Indah.
Pantai Marbella
Semua orang sudah
pasti tahu akan keindahan pantai Anyer dan sekitarnya. Deretan pantai di selat
sunda ini memiliki daya tarik yang sangat tinggi karena anak krakatau dapat
terlihat dengan jelas dari bibir pantai.
Salah satu pantai di
Anyer yang saya kunjungi adalah Pantai Marbella. Lokasi pantai ini tepat di
belakang apartemen Marbella, jalan Anyer. Keindahan pantai dipadu dengan sinar
matahari senja, membuat pantai ini terlihat spesial.
Apartemen Marbella yang langsung berbatasan dengan bibir
pantai. Kebanyakan pengunjung pantai ini adalah orang yang tinggal di apartemen
tersebut.
Selain keindahan pantai, bermacam-macam hiburan pendukung juga disediakan disini. Menjelajah sepanjang pantai dengan mini ATV seperti gambar di atas, surfing, ataupun berseluncur di atas banana boat.
Saat senja datang,
pemandangan menjadi tambah romantis. Disini kita bisa melihat tenggelamnya
matahari di garis cakrawala.
Curug
Gendang
Curug Gendang adalah sebuah obyek wisata
alam yang berupa air terjun. Obyek wisata Curug
Gendangyang terletak diKecamatan Carita,Kabupaten Pandeglang,
Banten ini mempunyai luas sekitar 10 meter persegi dengan kedalaman air 13
meter dan tinggi air terjun nya mencapai 7 meter. Dahulu Curug
Gendangini bernama Citajur, namun karena jatuhnya air mirip seperti suara
tambur atau gendang, maka oleh penduduk setempat diganti namanya menjadi Curug
Gendang. Dari Jl. Raya PantaiCarita jaraknya sekitar 2
kilometer. Jika ingin ke sana, maka setelah sampai di areal parkir obyek
wisata Curug Gendang ini, di teruskan dengan berjalan kaki sekitar
satu kilometer. Perjalanan menuju lokasi air terjun curug gendang cukup
“menantang” karena harus menyusuri jalan setapak yang berliku, menanjak dan di
sekitarnya banyak bebatuan yang cukup licin. Namun, sambil berjalan menyusuri
jalan setapak ini pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan yang kaya akanflora dan fauna.
Setelah sampai di lokasi air
terjun curug gendang, pengunjung dapat mendengarkan suara air
terjun yang mirip gendang sambil berendam atau bahkan mandi. Airnya yang dingin
dan menyejukkan dapat menghilangkan rasa pegal atau lelah setelah berjalan
turun-naik bukit. Dan, apabila sedang beruntung, dapat pula menyaksikan atraksi
terjun bebas dari atas curug yang dilakukan oleh anak-anak
yang tinggal di desa-desa sekitar Curug Gendang. Bagi pengunjung
yang ingin merasakan keindahan suara gemericik air pada malam hari, di sekitar
lokasi air terjun juga tersedia areal untuk berkemah dengan hanya membayar
beberapa lembar puluhan ribu per orang untuk satu malam. Dan, bagi pengunjung
yang ingin melihat tempat wisata yang lain, sekitar 3,5 km dari Curug
Gendang terdapat taman wisata alam Carita yang
meliputi hutan lindung, hutan tanaman dan pantai seluas 95 ha.
Curug
Gumawang
Curug Cigumawang adalah sebuah
tempat yang menurut saya bisa menjadi sebuah Objek Wisata kebanggan masyarakat
Padarincang Kabupaten Serang, tempat
ini menyajikan sebuah wisata dengan
nuansa pegunungan yang sangat eksotik. Untuk mencapai lokasi Curug kita disuguhi jalan batu dan
jalan tanah karena untuk mendapatkan jalan aspal ke wilayah ini rasanya sangat
sulit tapi justru ini adalah seninya
Curug Lawang
Ini
merupakan satu lagi salah satu tempat yang mesti dikunjingi didaerah ciparay,
Anyar.
kira kira 4 Km dari perapatan, tempat ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan manca Negara khususnya dari Amerika.
tetapi tempat ini tidak disarankan untuk yang mempunyai penyakit ashma, jalan yang harus dilalui cukup menantang, tapi itu lah tantangannya, seperti kata mamang slank, bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian.
kira kira 4 Km dari perapatan, tempat ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan manca Negara khususnya dari Amerika.
tetapi tempat ini tidak disarankan untuk yang mempunyai penyakit ashma, jalan yang harus dilalui cukup menantang, tapi itu lah tantangannya, seperti kata mamang slank, bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian.
Pulau
Sanghyang
Pulau ini termasuk pulau yang
kecil,namun habitatnya cukup beraneka ragam sehingga wajib dijadikan wilayah
konservasi hutan
Keistimewaan :
Udaranya yang sejuk dan segar, pepohonannya yang hijau dan rindang, serta ditingkahi oleh kicauan beraneka burung, menjadikan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang tepat sekali dipilih sebagai tempat rekreasi yang mengasyikkan bersama keluarga atau kolega.
Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti cemara laut (casuarina equisetifolia), dadap laut (erithrina variegata), bayur (pterospermum javanicum), ketapang (terminalia catappa), nyamplung (callopphyllum inoplhylum), api-api (avicenia sp), waru laut (hibiscus tiliaceus), walikukun (actinophora fragrans), dan lain sebagainya.
Berbagai fauna langkanya, seperti lutung (trchyptus auratus), kera (macaca fascicularis), kucing hutan (felis bengelensis), landak (hystrix bachura), burung walet (collocalia vulvanorum), burung bluwok (ibis cinereus), kuntul berang (egretta sacra), kuntul kerbau (ardeola speciosa), kuntul besi (threskiornis aethopica), alap-alap (elanus hypoleucus), dan ular sanca (phyton reticularis), juga mudah dijumpai di kawasan ini.
Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Bagi peminat scuba diving, snorkling, berjemur, memancing, berperahu, serta melihat keindahan terumbu karang dan taman laut dengan glass bottom boat, dianjurkan mengunjungi kawasan Tanjung Raden, Legon Waru, dan perairan laut selatan yang terdapat di dalam Pulau Sangiang. Dari kawasan ini, juga terlihat lalu-lalang kapal feri Merak-Bakauhuni dan kesibukan kapal dagang di tepi pantai Cilegon.
Untuk menikmati wisata sejarah, pengunjung dapat mendatangi kawasan di sekitar Pos TNI Angkatan Laut.
Di sana, pengunjung masih dapat menyaksikan sisa-sisa peninggalan perang dunia kedua, seperti meriam dan benteng pertahanan tentara Jepang dari serbuan tentara Sekutu.
Sementara itu, berbagai kekayaan ekosistemnya, seperti terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan hutan pantai, merupakan lahan subur bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam, serta tempat wisata ilmiah yang menarik.
Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini menyajikan paket wisata plus yang sayang untuk dilewati sebagai tujuan wisata atau weekand. Pasalnya, di kawasan wisata ini selain wisatawan dapat menikmati keindahan alam, tersedia juga wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Sehingga, selain sebagai tempat wisata yang menarik, kawasan ini juga menjadi kawasan edukasi dan penelitian. Taman Wisata Alam Pulau Sangiang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Pulau Sangiang awalnya merupakan Kawasan Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 112/Kpts-II/1985 pada tanggal 23 Mei 1985 dengan luas areal sekitar 700,35 hektar. Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Keistimewaan :
Udaranya yang sejuk dan segar, pepohonannya yang hijau dan rindang, serta ditingkahi oleh kicauan beraneka burung, menjadikan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang tepat sekali dipilih sebagai tempat rekreasi yang mengasyikkan bersama keluarga atau kolega.
Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti cemara laut (casuarina equisetifolia), dadap laut (erithrina variegata), bayur (pterospermum javanicum), ketapang (terminalia catappa), nyamplung (callopphyllum inoplhylum), api-api (avicenia sp), waru laut (hibiscus tiliaceus), walikukun (actinophora fragrans), dan lain sebagainya.
Berbagai fauna langkanya, seperti lutung (trchyptus auratus), kera (macaca fascicularis), kucing hutan (felis bengelensis), landak (hystrix bachura), burung walet (collocalia vulvanorum), burung bluwok (ibis cinereus), kuntul berang (egretta sacra), kuntul kerbau (ardeola speciosa), kuntul besi (threskiornis aethopica), alap-alap (elanus hypoleucus), dan ular sanca (phyton reticularis), juga mudah dijumpai di kawasan ini.
Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Bagi peminat scuba diving, snorkling, berjemur, memancing, berperahu, serta melihat keindahan terumbu karang dan taman laut dengan glass bottom boat, dianjurkan mengunjungi kawasan Tanjung Raden, Legon Waru, dan perairan laut selatan yang terdapat di dalam Pulau Sangiang. Dari kawasan ini, juga terlihat lalu-lalang kapal feri Merak-Bakauhuni dan kesibukan kapal dagang di tepi pantai Cilegon.
Untuk menikmati wisata sejarah, pengunjung dapat mendatangi kawasan di sekitar Pos TNI Angkatan Laut.
Di sana, pengunjung masih dapat menyaksikan sisa-sisa peninggalan perang dunia kedua, seperti meriam dan benteng pertahanan tentara Jepang dari serbuan tentara Sekutu.
Sementara itu, berbagai kekayaan ekosistemnya, seperti terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan hutan pantai, merupakan lahan subur bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam, serta tempat wisata ilmiah yang menarik.
Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini menyajikan paket wisata plus yang sayang untuk dilewati sebagai tujuan wisata atau weekand. Pasalnya, di kawasan wisata ini selain wisatawan dapat menikmati keindahan alam, tersedia juga wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Sehingga, selain sebagai tempat wisata yang menarik, kawasan ini juga menjadi kawasan edukasi dan penelitian. Taman Wisata Alam Pulau Sangiang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Pulau Sangiang awalnya merupakan Kawasan Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 112/Kpts-II/1985 pada tanggal 23 Mei 1985 dengan luas areal sekitar 700,35 hektar. Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Baduy
Orang Kanekes atau orang
Baduy/Badui adalah
suatu kelompok masyarakat adat Sundadi wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan
salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki
keyakinan tabu untuk difoto.
Etimologi
Sebutan
"Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada
kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan
kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang
berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan
Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri
lebih suka menyebut diri sebagai urang
Kanekes atau "orang
Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu
kepada nama kampung mereka seperti Urang
Cibeo(Garna, 1993).
Asal-usul
Menurut
kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara
Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul
tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama.
Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes
mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Pendapat mengenai
asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan
pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti,
catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai
'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan
dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah
ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan
Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat
dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil
bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang
disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu
dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang
sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit
di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang
khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Kanekes yang sampai
sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut
(Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa
pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang
mungkin adalah untuk melindungi komunitas Kanekes sendiri dari serangan
musuh-musuh Pajajaran.
Van Tricht,
seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1928,
menyangkal teori tersebut. Menurut dia, orang Kanekes adalah penduduk asli
daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar (Garna,
1993b: 146). Orang Kanekes sendiri pun menolak jika dikatakan bahwa mereka
berasal dari orang-orang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda.
Menurut Danasasmita dan Djatisunda (1986: 4-5) orang Baduy merupakan penduduk
setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena
penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau
nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kebuyutan di daerah ini dikenal
dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitan=asli,
asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda
Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiksa.
0 komentar:
Posting Komentar